Jumat, 06 Maret 2015

Ada Janin Di Rahim Ku!


Anda HAMIL! Selamat atas kehamilannya! Hari-hari bahagia sekaligus mendebarkan menanti Bunda. Bunda mungkin belum merasakannya, tapi Bunda tahu bahwa tubuh Bunda akan berubah. Berbagai pertanyaan dan kecemasan pun muncul dibenak Bunda saat Bunda melihat hasil positif di test pack yang Bunda pegang, tentulah Bunda merasakan sesuatu yang bercampur aduk. Dari mulai terkejut, tidak percaya, cemas, bahagia, khawatir, antusias, semua bercampur jadi satu. Memiliki perasaan campur aduk merupakan hal biasa saat mengetahui bahwa Bunda hamil, apalagi jika berita tersebut merupakan hal yang tidak diduga.

Normal jika Bunda merasa bahagia menjadi seorang Ibu, serta merasa sedih dan khawatir atas apa yang harus dilalui dan diberikan untuk mendapatkan gelar itu. Di satu sisi Bunda mungkin merasa senang, tergetar, bangga dan bersemangat untuk menerima aturan dan tanggung jawab baru ini. Di sisi lain, semua perubahan yang akan terjadi dalam gaya hidup Bunda, pernikahan Bunda dan tubuh Bunda mungkin akan terlihat menakutkan.

Di lain waktu Bunda mungkin akan bertanya, “Apakah aku benar-benar hamil? Aku tidak merasakan perbedaannya sama sekali”. Perasaan seperti ini sangat terasa khususnya di minggu-minggu awal kehamilan Bunda, saat Bunda mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Atau Bunda mungkin meyakinkan diri Bunda sendiri bahwa mual muntah yang dirasakan belakangan ini Bunda rasakan merupakan tanda bahwa Bunda sedang kelelahan atau masuk angin biasa.

“Apa benar saya benar-benar hamil? Jangan-jangan test pack ini salah?”. Pertanyaan ini terkadang muncul saat pertama kali melihat hasil positif di test pack Bunda. Test urine yang dilakukan sendiri (jika Bunda mengikuti petunjuk penggunaan alat test dengan benar) memiliki ketepatan hampir 100% pada masa tujuh hingga sepuluh hari setelah pembuahan.

Menurut “American Academy of Obstetrics and Gynecology, sejumlah keadaan medis dan beberapa macam obat dapat mengelabui hasil test yang positif. Hasil negatif yang salah (hasil tes terdeteksi negatif padahal Bunda sebenarnya sedang hamil) juga dapat terjadi. Hasil test positif yang salah cenderung jarang terjadi sepanjang Bunda mengikuti petunjuk penggunaan alat tes dengan benar. Pada kebanyakan kasus selama ini lebih sering terjadi hasil tes negatif yang salah.

Setelah sekian menit berkutat dengan perasaan yang bercapur aduk, kemudian muncul pertanyaan “Kapan sebaiknya saya memberitahu suami, keluarga dan teman-teman?” beberapa menit setelah mengetahui bahwa Bunda hamil, dorongan untuk memberitahukan semua orang yang Bunda kenal menjadi lebih sedikit berlebihan. Berita kepada pasangan seharusnya menjadi peristiwa yang istimewa dan khusus. Memberitahukan perubahan hidup seperti ini lebih berharga dari sekedar sebuah pembicaraan telepon. Pastikan bertatap muka langsung ketika memberitahukan suami tentang kehamilan Bunda yaa.. Bunda pasti ingin melihat reaksi pasangan Bunda, bukan?

Jika ini adalah bayi pertama Anda berdua, beritahukan suami secara personal. Dia berhak atas perhatian yang khusus dari Bunda. Bunda dapat memberitahunya di suatu acara makan malam romantis berdua saja dengan suami. Untuk memberi lebih banyak waktu menyerap berita yang dapat mengubah hari-hari Anda berdua kedepannya.
Namun, jangan kecewa dulu jika ternyata reaksi suami tidak seperti yang Bunda harapkan. Reaksi pasangan mungkin tidak paralel dengan yang Bunda rasakan. Bunda sudah memiliki waktu untuk mempelajari perasaan Bunda sendiri. Pasangan Bunda juga memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri. Tak perlu menganggap terlalu dalam reaksi negatifnya. Pasangan Bunda mungkin memerlukan waktu untuk memikirkan apa yang menjadi kekhawatirannya, seperti: “Apakah waktunya sudah tepat?”, “Apakah kita mampu membiayai seorang anak saat ini?”, “Bagaimana anak ini akan mempengaruhi kehidupan pernikahan kita?”.
Beberapa calon Ayah memang membutuhkan waktu sebelum kekhawatiran-kekhawatiran itu tergantikan dengan perasaan bahagia karena mereka akan menjadi seorang Ayah. Putuskan secara bersama kapan waktunya memberitahu keluarga, teman-teman dan juga atasan jika Bunda masih bekerja.

Waktu yang tepat untuk memberitahukan kehamilan Bunda kepada atasan dapat menjadi sebuah latihan dalam strategi karier terutama jika Bunda merisaukan dampak kehamilan yang dapat mempengaruhi stabilitas pekerjaan Bunda saat ini. Secara hukum, tidak ada deskriminasi karena Bunda sedang hamil, namun Bunda perlu memikirkan secara matang mengenai rencana ketika kembali bekerja setelah melahirkan sebelum Bunda memberitahukan kabar kehamilan ini kepada atasan Bunda.

Sejak mengetahui bahwa kini di rahim Bunda terdapat janin yang sedang tumbuh dan berkembang, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan atau bidan untuk memastikan kesehatan kehamilan Bunda. “Pemeriksaan apa saja sih yang biasanya dilakukan di minggu-minggu awal kehamilan? Apa yang harus saya tanyakan kepada dokter atau bidan saat saya melakukan pemeriksaan? Berikut akan saya berikan contekannya pada Bunda ;)
Pada kunjungan di bulan pertama kehamilan Bunda ke pusat pelayanan kesehatan, pastikan Bunda mendapatkan ini ya..

  • Konfirmasi atas kehamilan
  • Riwayat kesehatan umum dan riwayat kehamilan sebelumnya
  • Pemeriksaan fisik umum, termasuk pemeriksaan dalam
  • Tes darah: Hemoglobin dan hematokrit untuk anemia, golongan darah, titer rubella,   deteksi terhadap hepatitis B
  • Tes darah dan kromosom untuk penyakit keturunan, jika ada faktor resiko penyakit   keturunan
  • Pengukuran berat badan dan tekanan darah
  • Konsultasi nutrisi yang tepat dan untuk menghindari bahaya lingkungan
  • Kesempatan untuk mendiskusikan perasaan dan keluhan Bunda

Mintalah rekomendasi dokter dari teman-teman dekat atau para profesional di bidang kesehatan.Bidan atau perawat kehamilan merupakan sumber yang terbaik, karena mereka telah menyaksikan banyak dokter kandungan sedang beraksi dalam menangani kasus pasien-pasiennya dari jarak yang dekat. Mereka tentu tahu persis kemampuan dan kepribadian dokter tersebut :)

Idealnya, lakukan pemeriksaan kehamilan saat Bunda dan pasangan dapat pergi bersama. Jangan tersinggung jika dokter hanya dapat melakukan wawancara prakelahiran satu kali dalam seminggu atau jika wawancara Bunda di hari yang telah ditentukan gagal karena sang dokter sedang melakukan tindakan pertolongan persalinan bagi pasien lain. Fokus utama mereka adalah pasien-pasiennya, hal ini akan menjadi sesuatu yang akan Bunda hargai jika Bunda kelak menjadi salah satu dari pasien itu.

Buatlah daftar pertanyaan-pertanyaan penting yang harus Bunda dapatkan jawabannya. Bawalah catatan tersebut kemana pun Bunda pergi dan catat kekhawatiran saat hal tersebut terjadi pada diri Bunda agar saat melakukan pemeriksaan kehamilan Bunda tidak lupa untuk menanyakannya pada dokter kandungan atau bidan. Dengan cara ini Bunda tidak akan lupa menyebutkannya terutama jika Bunda salah satu wanita yang sering mengidap penyakit lupa sebagai efek samping dari kehamilan :D