Sabtu, 29 Oktober 2016

Ibu Menyusui Dengan Infeksi Virus?


Sangat sedikit penyakit yang dialami oleh seorang Ibu Menyusui yang mengharuskannya untuk berhenti menyusui. Hal ini juga berlaku untuk penyakit infeksi yang diderita oleh Ibu Menyusui. Infeksi merupakan jenis penyakit yang diderita oleh Ibu menyusui dan umumnya Ibu akan diminta untuk berhenti menyusui. Oleh karena itu, secara umum, tidak ada kontraindikasi formal untuk menyusui dalam kebanyakan kasus penyakit yang disebabkan oleh virus, kecuali untuk penyakit yang disebabkan oleh retrovirus.

Varicella (Cacar Air)
Seorang Ibu yang menderita Varicella (Cacar Air), sejak lima hari sampai dua hari setelah melahirkan, dapat beresiko menularkan kepada bayinya dikarenakan kadar virus dalam darah yang sedang tinggi. Pada kasus ini, Ibu harus di isolasi sementara waktu selama fase lesi menular hingga fase kerak. Pemberian VZIG (varicella-zoster immunoglobulin) pada dosis 125 unit intramuskular atau tunggal Intramuskular 2-ml dosis immunoglobulin standar harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin, meskipun dosis obat masih diperdebatkan.
Bayi harus di observasi hingga usia 21 hari. Masih belum ada penelitian yang menyatakan bahwa virus dapat masuk kedalam kandungan ASI dan dapat menginfeksi bayi. Untuk itu, tidak ada indikasi untuk menghentikan proses menyusui. Namun, jika bayi menunjukkan gejala sebuah penyakit pada fase ini, terapi asiklovir harus diberikan.
Ibu yang menderita Varicella sejak lima hari sebelum melahirkan atau tiga hari setelah melahirkan telah membentuk antibodi melalui plasenta dan ASI untuk melindungi bayi dari infeksi virus. Di dalam kasus ini, bayi bisa saja mengembangkan infeksi dalam bentuk ringan, dengan tanpa harus melalui isolasi atau profilaksis (pencegahan). Ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya asalkan dengan prosedur yang benar yaitu rutin melakukan cuci tangan, menggunakan masker dan menutup lesi dengan benar. Pemberian ASI Perah dengan media lain seperti cupfeeder, softcup atau sendok juga dapat digunakan.

Rubella
Rubella atau campak Jerman, penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui titik-titik air di udara yang berasal dari batuk atau bersin penderita. Berbagi makanan atau minuman dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Bunda menyentuh mata, hidung, atau mulut Bunda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella. Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak.
Tidak ada data yang menunjukkan kontraindikasi menyusui pada ibu menyusui yang terinfeksi rubella, sehingga menyusui tetap dapat dilakukan. Dalam kasus vaksinasi terhadap rubella, menyusui juga dapat dilanjutkan.

Campak
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada
Virus campak belum diisolasi dalam ASI. Namun antibodi spesifik ditemukan dalam ASI wanita yang telah diimunisasi. Jika campak diderita oleh ibu menyusui, bayi harus menerima immunoglobulin, dan ibu harus diisolasi sampai 72 jam setelah eksantema tersebut muncul. Namun, diungkapkan ASI dapat diberikan kepada bayi karena sekretori IgA (Imunoglobulin A) mulai dilepaskan setelah 48 jam dari eksantema yang muncul pada ibu. Jadi, ASI tetap dapat diberikan oleh Ibu yang sedang menderita campak.

Gondok
Kelenjar tiroid ini memiliki fungsi penting, yaitu untuk memproduksi hormon tiroid yang berperan dalam berbagai proses-proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh. Pada kondisi normal, kinerja kelenjar tiroid cenderung tidak kita sadari sama seperti organ-organ dalam yang lain. Tetapi jika terjadi pembengkakan, kelenjar tiroid akan membentuk benjolan pada leher. Inilah yang disebut gondok.
Infeksi ini jarang terjadi pada bayi baru lahir dibawah usia satu tahun karena adanya transfer antibodi secara pasif melalui plasenta. Jika seorang ibu menyusui terinfeksi gondok, Ibu harus tetap melanjutkan menyusui karena paparan virus terjadi tujuh hari sebelum gondok berkembang menjadi parotiditis dan IgAs dalam ASI dapat membantu mengurangi gejala pada bayi.


Sumber:
1.    Jornal de Peditria (Rio J). 2004;80(5 Suppl):S181-S188: Human milk and infection, mother’s infectious illnesses, maternal breast-feeding and infection.

2.    Wikipedia

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Kalo semisal bayinya terkena rubella, sedangkan ibunya masih dalam masa menyusui bayinya, itu bagaimana?
    Mohon penjelasannya, Terimakasih

    BalasHapus