Selasa, 08 Januari 2013

IMUNISASI

Bukan antiseptik, pakaian berlapis, atau larangan bereksplorasi. Cara terbaik melindungi bayi adalah dengan melengkapi imunisasinya.
Aneka penyakit berbahaya dan mematikan, berkat perkembangan teknologi vaksinasi, telah dieliminasi dan dibasmi. Contohnya polio di Amerika Serikat. Penyakit penyebab kelumpuhan dan kematian bayi serta anak-anak itu, telah musnah di AS ditandai dengan tidak ada lagi kasus polio yang dilaporkan.
Seluruh jenis imunisasi bayi dan anak dihasilkan lewat pengujian klinis selama bertahun-tahun dengan melibatkan ilmuwan, dokter dan tenaga medis profesional. Beberapa vaksin memang menimbulkan efek tidak nyaman seperti nyeri, merah atau bengkak, namun sangat minimal dan tidak ada artinya dibanding bila bayi terjangkit penyakit berbahaya yang hendak dicegah.
Uji komprehensif yang dilakukan para ahli, termasuk American Academy of Pediatrics, telah menetapkan tidak ada hubungan antara imunisasi dengan autisme.
Imunisasi tak hanya melindungi bayi Anda, juga bayi dan anak lain. Bayi-bayi yang mengidap alergi atau tengah menjalani pengobatan, tidak dapat diimunisasi sehingga rentan terjangkit penyakit. Penting bagi bayi-bayi yang sehat untuk diimunisasi agar tidak menjadi sumber atau perantara penyakit yang dapat menyebar dan membahayakan si kecil yang kurang beruntung.
Imunisasi menghemat waktu dan uang. Bayi yang terjangkit penyakit berbahaya akan menyita waktu, tenaga dan uang orangtuanya. Si Kecil juga akan kehilangan waktu berharga yang dapat ia gunakan untuk tumbuh dan berkembang.
Imunisasi melindungi generasi masa depan. Vaksinasi terbukti telah mengurangi dan memberantas sejumlah penyakit berbahaya dari muka bumi. Imunisasi bayi kita sekarang, maka di masa depan akan bertambah lagi daftar penyakit yang musnah. Kita telah ikut menyelamatkan generasi masa depan.
Serentetan strategi perlu digulirkan agar anak kita selalu sehat. Salah satunya dengan melakukan imunisasi sesuai jadual. Balita diharapkan terhindar dari berbagai penyakit infeksi, semisal hepatitis dan campak. Walau tidak mengancam jiwa, tapi komplikasi penyakit yang ditimbulkan seperti radang otak dan paru bisa membahayakan anak.
Kekebalan tubuh anak pada dibagi dua kelompok. Yakni kekebalan pasif dan aktif. Dikatakan pasif jika tubuh anak tidak bekerja, hanya menerima imunitas tersebut. Sedangkan imunitas aktif, tubuh anak ikut membentuk imunitas di dalam tubuh. Kedua golongan imunitas ini bisa berlangsung karena dikondisikan demikian, tapi juga bisa secara alamiah
Imunitas pasif bawaan terdapat dalam tubuh bayi sejak ia masih dalam rahim ibu. Akan terus ada sampai bayi berusia lima bulan. Dalam 5 bulan usia pertamanya itu, bayi masih kebal terhadap penyakit tertentu seperti campak dan difteri.
Imunitas pasif bukan bawaan, zat anti diperoleh dari luar. Itu pun hanya terjadi dalam jangka waktu yang sangat pendek (dua sampai tiga minggu) karena zat anti tersebut dikeluarkan kembali dari tubuh. Anak yang terluka dan harus diberi ATS (Anti Tetanus Serum) adalah contoh dari imunitas pasif yang bukan bawaan. Beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan pemberian serum ini adalah campak, tetanus, rabies, gigitan ular berbisa dan lainnya.
Seperti imunitas pasif, imunitas aktif juga dibagi dalam dua kelompok. Yakni yang diperoleh secara alami dan yang sengaja dibuat. Kekebalan alamiah didapat anak meski ia tidak menderita sakit. Atau, ia menderita penyakit tertentu,kemudian sembuh. Anak yang terkena infeksi cacar air, misalnya, setelah sembuh sudah memiliki kekebalan aktif.
Namun demikian, untuk mendapat kekebalan, tentu saja tak perlu menunggu si anak menderita suatu penyakit tertentu dulu. Karenanya, sebelum balita terjangkit penyakit, lebih baik ia diberi kekebalan atau imunisasi yang sengaja dibuat.
Kekebalan aktif buatan memakai tiga macam bahan. Pertama, zat racun kuman (toksin) atau virus yang dilemahkan seperti pada vaksin BCG, vaksin polio Sabin yang diberikan secara oral dan vaksin campak. Kedua, kuman yang sudah dimatikan seperti pada vaksin DPT dan vaksin polio Salk yang diberi dari suntikan. Sedangkan pada kelompok ketiga ialah dengan toksoid, yakni toksin atau racun dan kuman yang diolah sehingga tidak menyebabkan sakit.
Bagi anak-anak, biasanya diberikan imunisasi aktf karena akan memberi kekebalan yang lebih lama. Imunisasi pasif biasanya hanya diberikan dalam keadaan sangat mendesak. Yakni kala tubuh anak diduga belum kebal pada kuman penyakit ganas seperti tetanus.
Beberapa penyakit utama yang dianjurkan imunisasi adalah TBC (dengan vaksi BCG), difteria, batuk rejan (pertusis), tetanus, polio dan campak Jerman (rubella)
Tapi yang perlu kita cermati adalah pemberian imunisasi tidak menjamin 100% balita akan terhindar dari penyakit. Semisal,bisa saja balita menderita difteri, meski ia telah diimunisasi terhadap penyakit ini.
Namun, jika pun balita masih terkena juga, penyakit yang diderita balita yang telah diimunisasi, penyakitnya akan lebih ringan dan tidak membahayakan jiwa si anak.
Jadi, pastikan Imunisasi Buah Hati Anda Lengkap yaa..
Jadwal Imunisasi Rumah Bidan Gemilang:
Senin - Jumat
09.00 wib - 12.00 wib
16.00 wib - 21.00 wib

Permata Mansion
Blok EE 3 No.5 Serua - Depok
08567000058
081 29821 5588
Follow us on Twitter: @BidanGemilang
Email: TanyaBidanGemilang@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar