Sabtu, 29 Oktober 2016

Mengatasi Aliran ASI Yang Terlalu Deras


Aliran ASI yang terlalu deras terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Ibu, karena ketika menyusu bayi akan sering tersedak yang disebabkan terlalu derasnya ASI yang keluar. Bagaimana solusinya?

  • Posisi menyusui yang sesuai dengan masalah hyperlaktasi ini adalah posisi Bunda setengah tidur kemudian letakkan bayi secara tengkurap di dada Bunda. Posisi ini hamper sama dengan posisi IMD (Inisiasi Menyusu Dini) saat bayi baru lahir. Dengan posisi Bunda yang setengah duduk ini diharapkan aliran ASI tidak terlalu deras saat keluar dan dihisap oleh bayi karena aliran ASI mengarah ke atas. Cobalah menyusui lebih sering dalam berbagai posisi yang menurut Bunda nyaman dan dapat mengurangi derasnya aliran ASI.
  • Keluarkan atau perah lah sedikit ASI terlebih dahulu sebelum Bunda akan menyusui bayi. Hal ini berguna untuk memperlambat aliran ASI yang akan keluar dan dihisap oleh bayi. Jumlah ASI yang diperah sebelum menyusui ini tidak perlu terlalu banyak dan usahakan jangan memerah ASI diantara dua waktu menyusui, karena hal ini dapat merangsang produksi ASI Bunda akan semakin banyak.
  • Proses menyusui merupakan proses belajar baik bagi Bunda maupun bagi bayi, jadi jika bayi belum mampu menyusu di kedua payudara, saat bayi menyusu di payudara satu, perah payudara satunya agar Bunda merasa nyaman, namun jangan sampai kosong ya, karena payudara yang kosong akan merangsang produksinya ASI.
  • Saat menyusui bayi, usahakan sisakan ASI yang ada didalam payudara, agar payudara tidak kosong dan merangsang produksi ASI kembali. Bagaimana caranya? Susui bayi dengan tidak terlalu lama, jika bayi sulit dihentikan, masukan jari kelingking Bunda melalui ujung bibir bayi untuk melonggarkan hisapannya.
  • Jika cara-cara tersebut belum berhasil juga, kunjungi klinik laktasi atau konselor laktasi untuk mendiskusikan masalah hyperlaktasi tersebut. Hyperlaktasi mungkin dapat membuat bayi menjadi tidak nyaman saat akan menyusu, namun ini tidaklah berbahaya. Tubuh Bunda justru memproduksi “makanan” untuk bayi dalam jumlah yang berlimpah, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar