Sabtu, 29 Oktober 2016

Ibu Dengan Hepatitis B Bolehkah Menyusui?

Bagaimana peran ASI dalam penularan Hepatitis B? Seringkali kita jumpai pertanyaan “Bolehkah Ibu dengan Hepatitis B memberikan ASI pada bayinya?”. Sebelum kita membahas lebih jauh, kita pelajari Hepatitis B dulu yuuk. Penting untuk di ketahui  bagaimana epidemiologi hepatitis B, kemungkinan-kemungkinan yang terjadi apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B, bagaimana cara penularan dan upaya pencegahannya.

EPIDEMIOLOGI
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat berkembang menjadi akut dan kronis.. Contoh dari virus heptotropik adalah virus hepatitis A, B, C, D dan E, yang kemudian penyakitnya disebut sesuai virus penyebabnya. Sebagai contoh, hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis B dikenal sebagai Hepatitis B. Sampai saat ini, diantara virus hepatitis tersebut yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah Hepatitis A dan Hepatitis B.

GEJALA KLINIS
Kebanyak orang tidak mengalami gejala apapun selama fase infeksi akut. Namun beberapa orang memiliki penyakit akut dengan gejala yang berlangsung beberapa minggu, termasuk menguningnya kulit dan mata (jaundice), urin pekat, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut. Virus Hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Selama itulah virus masih dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak dilindungi oleh vaksin. Masa inkubasi dari virus Hepatitis B adalah 75 hari rata-rata, tetapi dapat bervariasi dari 30 sampai 180 hari. Virus dapat dideteksi dalam waktu 30 sampai 60 hari setelah infeksi dan dapat bertahan serta berkembang menjadi Hepatitis B kronis.

TRANSMISI
Hepatitis B disebarkan oleh paparan perkutan atau mukosa dengan darah yang terinfeksi dan berbagai cairan tubuh, serta melalui cairan vagina, cairan mani dan air liur. Penularan virus juga dapat terjadi melalui penggunaan kembali jarum suntik baik di fasilitas pelayanan kesehatan atau diantara orang-orang yang menyuntikkan narkoba. Selain itu, infeksi dapat terjadi selama prosedur medis, bedah dan gigi, atau melalui penggunaan pisau cukur dan benda-benda sejenis yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi.

ASI DAN HEPATITIS B
Didapatkannya virus Hepatitis B dalam jumlah kecil pada ASI menimbulkan pertanyaan tentang peran ASI tersebut dalam penularan Hepatitis B. Untuk diketahui bahwa saat ini segala sesuatu keputusan terutama di bidang kedokteran didasarkan pada bukti ilmiah yang didapat dari penelitian-penelitian yang ada, bukan dari teori saja. Banyak penelitian tentang ASI dihubungkan dengan kejadian hepatitis B telah banyak dilakukan di dunia dan membuktikan bahwa ASI tidak meningkatkan resiko penularan Hepatitis B. Berikut adalah penelitian yang dilakukan di Taiwan yang mengikut sertakan 147 bayi baru lahir dari Ibu pembawa virus Hepatitis B yang kemudian terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah bayi-bayi yang mendapatkan ASI dan kelompok kedua adalah bayi-bayi yang diberikan susu formula. Hasilnya adalah bahwa ASI tidak terbukti meningkatkan resiko penularan hepatitis B, terbukti dari tidak adanya perbedaan kejadian hepatitis B pada 2 kelompok. Dengan demikian tidak alasan untuk tidak memberikan ASI bagi Bunda yang menderita hepatitis B.

PENCEGAHAN
Vaksin Hepatitis B merupakan andalan pencegahan hepatitis B. WHO merekomendasikan bahwa semua bayi menerima vaksin hepatitis B sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu 24 jam. Dosis kelahiran harus diikuti oleh 2 atau 3 dosis untuk melengkapi seri utama. Dapat diberikan pula Imunoglobulin (antibody) selain vaksin bagi yang mampu. Vaksin Hepatitis B telah tersedia sejak tahun 1982. Vaksin ini 95% efektif dalam mencegah infeksi dan perkembangan kanker penyakit hati kronis dan Hepatitis B.
Jadi, Bunda penderita hepatitis B tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya dengan ketentuan mengikuti program Nasional yaitu memberikan vaksinasi hepatitis B kepada bayinya segera setelah lahir sebelum berusia 24 jam. Pencegahan terjadinya lecet atau luka pada putting sangat dianjurkan pada awal kehidupan bayi sehingga penularan dapat dicegah. Bimbingan menyusui khususnya posisi menyusui yang baik dan pelekatan mulut bayi yang benar dapat mencegahnya lecet atau luka pada putting.


Sumber:
-       WHO
-       CDC

-       Buku Indonesia Menyusui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar