Kita
semua tentu tahu bahwa menyusui di Indonesia itu penuh tantangan dan perlu
perjuangan. Menyusui
memang relatif mudah dan praktis jika diberikan langsung dari payudara kepada
bayi. Tetapi lain ceritanya jika ibu bekerja di luar rumah dan sudah harus
aktif kembali segera setelah cuti melahirkan selesai, dan bayi masih diberikan
ASI Eksklusif. Nah,
apa saja yang perlu diperhatikan bagi Bunda yang menyusui namun harus kembali
bekerja?
Hal
yang paling baik adalah dengan membawa serta bayi ke tempat kerja, namun apabila
hal tersebut dirasa tidak memungkinkan, Bunda bisa melakukan latihan
“meninggalkan” bayi. Mulailah dengan latihan ninggalin bayi
1-2 jam. Jika berhasil, tingkatkan lamanya. Sampai bayi siap ditinggal Bunda
kembali bekerja. Dalam ‘latihan’ ninggalin bayi ini jangan lupa latih dulu orang yang akan mengasuh bayi Bunda, seperti
latihan menyimpan, memanaskan dan memberikan ASIP (ASI Perah) ke bayi Bunda.
Tempel cara dan lama menyimpan ASIP di pintu kulkas, agar mudah dilihat dan
diingat oleh anggota keluarga dirumah.
Bagi Bunda bekerja yg menyusui, mulailah
pumping (memerah) ASI jauh-jauh hari sebelum cuti berakhir kapanpun ada
kesempatan. Walau hasilnya sedikit-sedikit, tp yang terpenting adalah
“memberitahu” tubuh bahwa ASI dibutuhkan banyak dan sering. Hari ini pumping
tiap 2 jam hasilnya cuma 10cc, besok-besok hasil pumping-an akan naik terus.
Pecaya deh
Jaga stok ASIP agar tidak terjadi sistem kejar tayang. Latihan meninggalkan bayi bisa diawali dg Bunda ‘pergi’ 1-2 jam ke ruangan lain dirumah. Disitu Bunda bisa mengawasi apa yang sudah Bunda ajarkan ke pengasuh.
Latihan
ninggalin bayi ini tidak hanya berguna untuk bayi dan pengasuhnya loh, latihan
ini juga demi kesiapan mental Bunda yang akan lama berjauhan dengan bayinya
kelak untuk kembali bekerja. Bunda pun jadi tenang bekerja di kantor. Ibu
bekerja yang tetap menyusui memang butuh semangat luar biasa. Saat bosan
melanda mari kita kembali ke alasan utama kita memerah ASI. Apa sajakah itu?
Yang pasti meskipun kita tidak selalu bersama bayi kita, kita tetap bisa memberikan ASI ke bayi kita.
Selain itu untuk mempertahankan produksi ASI agar tidak menurun.
Memerah ASI dikantor tidak selamanya berjalan dengan lancar, adakalanya mungkin Bunda akan merasa lelah dan jenuh, namun saat jenuh melanda, Bunda bisa melihat foto-foto si baby atau berbagi pengalaman dan semangat kepada busui yang lainnya. Atau bayangkan si baby menyusu ke payudara Bunda langsung, bagaimana dia sangat tergantung kepada ASI Bunda. Kemudian, jadikan memerah ASI dikantor sebagai salah satu media melepas kejenuhan dari pekerjaan-pekerjaan atau media melepas kangen ke baby dirumah.
Selain itu, masalah yang sering di
hadapi oleh Busui adalah hasil pumping yang tidak sesuai harapan, ini masalah
sejuta umat tho? Kok belum bisa dapat ASIP dalam jumlah banyak yah? Padahal
payudara udah bengkak bangettt. Anggapan bahwa saat terbaik untuk memerah hanya
setelah payudara terasa penuh adalah salah satu mitos ASI yang
paliiiing banyak dipercaya busui. Payudara penuh apalagi bengkak adalah
inhibitor produksi ASI. Inget Bun: full
breast > fast production; empty breast > slow production. Memang ASIP
yang didapatkan akan banyak, tapi dampaknya tidak oke untuk keberlangsungan
produksi ASI jangka panjang, apalagi untuk Bunda yang bekerja. Bekali diri dengan
ilmu serba serbi menyusui, gunakan masa kehamilan dan cuti melahirkan untuk
persiapan kembali bekerja yaa.
Semoga sedikit tips dari BundaNet bisa
mencerahkan ya. Kalau ada Bunda yang ingin share tips mengatasi kejenuhan
memerah ASI dikantor silahkan yaaa, itu akan sangat berguna sekali untuk
Bunda-Bunda yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar