Sangat sedikit
penyakit yang dialami oleh seorang Ibu Menyusui yang mengharuskannya untuk
berhenti menyusui. Hal ini juga berlaku untuk penyakit infeksi yang diderita
oleh Ibu Menyusui. Infeksi merupakan jenis penyakit yang diderita oleh Ibu
menyusui dan umumnya Ibu akan diminta untuk berhenti menyusui. Oleh karena itu,
secara umum, tidak ada kontraindikasi formal untuk menyusui dalam kebanyakan
kasus penyakit yang disebabkan oleh virus, kecuali untuk penyakit yang
disebabkan oleh retrovirus.
Varicella (Cacar Air)
Seorang Ibu yang
menderita Varicella (Cacar Air), sejak lima hari sampai dua hari setelah
melahirkan, dapat beresiko menularkan kepada bayinya dikarenakan kadar virus
dalam darah yang sedang tinggi. Pada kasus ini, Ibu harus di isolasi sementara waktu
selama fase lesi menular hingga fase kerak. Pemberian VZIG (varicella-zoster
immunoglobulin) pada dosis 125 unit intramuskular atau tunggal Intramuskular 2-ml
dosis immunoglobulin standar harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin,
meskipun dosis obat masih diperdebatkan.
Bayi harus di
observasi hingga usia 21 hari. Masih belum ada penelitian yang menyatakan bahwa
virus dapat masuk kedalam kandungan ASI dan dapat menginfeksi bayi. Untuk itu,
tidak ada indikasi untuk menghentikan proses menyusui. Namun, jika bayi
menunjukkan gejala sebuah penyakit pada fase ini, terapi asiklovir harus
diberikan.
Ibu yang menderita
Varicella sejak lima hari sebelum melahirkan atau tiga hari setelah melahirkan
telah membentuk antibodi melalui plasenta dan ASI untuk melindungi bayi dari
infeksi virus. Di dalam kasus ini, bayi bisa saja mengembangkan infeksi dalam
bentuk ringan, dengan tanpa harus melalui isolasi atau profilaksis
(pencegahan). Ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya asalkan dengan
prosedur yang benar yaitu rutin melakukan cuci tangan, menggunakan masker dan
menutup lesi dengan benar. Pemberian ASI Perah dengan media lain seperti
cupfeeder, softcup atau sendok juga dapat digunakan.
Rubella
Rubella atau campak
Jerman, penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan
sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui titik-titik air di udara yang
berasal dari batuk atau bersin penderita. Berbagi makanan atau minuman dengan
penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Bunda menyentuh mata,
hidung, atau mulut Bunda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus
rubella. Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda
dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak.
Tidak ada data yang
menunjukkan kontraindikasi menyusui pada ibu menyusui yang terinfeksi rubella,
sehingga menyusui tetap dapat dilakukan. Dalam kasus vaksinasi terhadap
rubella, menyusui juga dapat dilanjutkan.
Campak
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari,
measles) adalah suatu infeksi virus yang
sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan
selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi terjadi
karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari
setelah ruam kulit ada
Virus campak belum
diisolasi dalam ASI. Namun antibodi spesifik ditemukan dalam ASI wanita yang
telah diimunisasi. Jika campak diderita oleh ibu menyusui, bayi harus menerima
immunoglobulin, dan ibu harus diisolasi sampai 72 jam setelah eksantema tersebut
muncul. Namun, diungkapkan ASI dapat diberikan kepada bayi karena sekretori IgA
(Imunoglobulin A) mulai dilepaskan setelah 48 jam dari eksantema yang muncul
pada ibu. Jadi, ASI tetap dapat diberikan oleh Ibu yang sedang menderita
campak.
Gondok
Kelenjar tiroid ini
memiliki fungsi penting, yaitu untuk memproduksi hormon tiroid yang berperan
dalam berbagai proses-proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh. Pada kondisi
normal, kinerja kelenjar tiroid cenderung tidak kita sadari sama seperti
organ-organ dalam yang lain. Tetapi jika terjadi pembengkakan, kelenjar tiroid
akan membentuk benjolan pada leher. Inilah yang disebut gondok.
Infeksi ini jarang
terjadi pada bayi baru lahir dibawah usia satu tahun karena adanya transfer antibodi
secara pasif melalui plasenta. Jika seorang ibu menyusui terinfeksi gondok, Ibu
harus tetap melanjutkan menyusui karena paparan virus terjadi tujuh hari
sebelum gondok berkembang menjadi parotiditis dan IgAs dalam ASI dapat membantu
mengurangi gejala pada bayi.
Sumber:
1.
Jornal de
Peditria (Rio J). 2004;80(5 Suppl):S181-S188: Human milk and infection, mother’s
infectious illnesses, maternal breast-feeding and infection.
2.
Wikipedia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalo semisal bayinya terkena rubella, sedangkan ibunya masih dalam masa menyusui bayinya, itu bagaimana?
BalasHapusMohon penjelasannya, Terimakasih