Abses payudara merupakan kumpulan nanah yang terbentuk di payudara. Kebanyakan
abses berkembang hanya di bawah kulit dan disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses payudara sering dikaitkan dengan mastitis. Mastitis
sendiri merupakan kondisi yang menyebabkan nyeri pada payudara yang
disebabkan karena pembengkakan (Bendungan ASI karena pengosongan payudara yang
tidak sempurna).
Infeksi dapat
terjadi selama menyusui jika bakteri masuk kedalam jaringan payudara Bunda,
atau jika saluran ASI tersumbat. Hal ini dapat menyebabkan mastitis yang jika
tidak diobati, dapat mengakibatkan terbentuknya abses.
Penyebab
Kebanyakan abses payudara terjadi sebagai komplikasi dari mastitis, yang
merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan payudara menjadi merah dan meradang.
Mastitis biasanya terjadi pada wanita menyusui, tetapi juga dapat kadang-kadang
terjadi pada wanita yang tidak menyusui. Wanita yang merokok memiliki
peningkatan risiko mengembangkan mastitis non-menyusui - atau dikenal sebagai
mastitis periductal.
Kebanyakan abses disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang paling
umum menyebabkan mastitis adalah Staphylococcus aureus. Bakteri
biasanya masuk ke payudara melalui puting yang lecet atau terluka. Infeksi juga
dapat disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri yang biasanya ada dalam
saluran ASI. Pertumbuhan berlebih bakteri ini dapat terjadi jika ASI mengumpulkan
secara stagnan dalam saluran ASI yang tersumbat.
Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh Bunda, sistem kekebalan tubuh Bunda
(pertahanan alami tubuh) mencoba untuk melawan mereka dengan mengirimkan sel
darah putih ke daerah yang terkena. Sel-sel darah putih menyerang bakteri, yang
menyebabkan beberapa jaringan di lokasi infeksi mati, kemudian menciptakan
celah berongga kecil.
Celah mulai terisi dengan nanah kemudian membentuk abses. Nanah
mengandung campuran jaringan yang mati, sel darah putih dan bakteri. Saat
infeksi berlangsung, abses dapat menjadi lebih luas dan lebih menyakitkan
karena lebih banyak nanah yang dihasilkan.
Gejala
Adapun
gejala dari Abses Payudara adalah:
1. Payudara akan mengalami pembengkakan
2. Terasa panas
3. Kulit disekitar payudara akan tampak merah dan mengkilat
4. Suhu tubuh akan meningkat (Demam)
Penanganan
Apabila abses telah terbentuk, nanah harus dikeluarkan. Jika jumlah
nanah masih sedikit, mengeluarkan nanah dapat dengan cara aspirasi yang
dilakukan dengan anestesi lokal serta dipandu oleh hasil USG payudara. Cara ini
dapat dilakukan tanpa harus menginap di Rumah Sakit (Rawat Jalan). Namun jika
ditemukan nanah dalam jumlah banyak, pengeluaran nanah harus dilakukan dengan
cara insisi dan drainase, yang dilakukan dengan anestesi umum.
Pengobatan sistemik dengan
antibiotik yang tepat untuk sensitivitas organisme biasanya diperlukan setelah
pengeluaran nanah. Namun, terapi antibiotik saja tanpa pengeluaran nanah, tidak
dapat menyelesaikan masalah. Dinding abses menciptakan penghalang yang
melindungi bakteri patogen dari pertahanan tubuh, dan ini membuat antibiotik
tidak dapat secara efektif mencapai jaringan yang terinfeksi.
Setelah abses payudara tertangani,
Bunda tetap dapat melajutkan proses menyusui. ASI dari payudara yang telah
mengalami abses, tidak membahayakan bayi, sehingga proses menyusui tetap dapat
dilanjutkan kembali. Untuk memastikan proses menyusui dapat berjalan kembali,
perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
- Bayi harus selalu bersama dengan Bunda, baik sebelum maupun sesudah operasi.
- Bayi dapat terus menyusu di payudara yang tidak mengalami abses
- Sebagai bagian dari persiapan sebelum operasi, Bunda dapat memompa ASI dari payudara yang tidak mengalami abses, dan ASI dapat diberikan kepada bayi dengan menggunakan media seperti cupfeeder, softcup, spuit atau sendok ASI selama Bunda menjalani proses operasi.
- Setelah Bunda siuman, (jika operasi dengan anestesi umum), atau segera setelah proses aspirasi selesai (jika anestesi lokal digunakan), Bunda bisa menyusui lagi di payudara yang tidak mengalami abses.
- Begitu rasa sakit dari luka insisi berkurang (biasanya dalam beberapa jam pasca tindakan), Bunda dapat melanjutkan menyusui dari payudara yang mengalami abses, kecuali pembedahan dilakukan di dekat puting. Bunda perlu mengkonsumsi analgesik yang diperlukan untuk membantu mengontrol rasa sakit pasca pembedahan.
- Bunda mungkin membutuhkan bantuan dari konselor laktasi untuk memposisikan bayi saat menyusu pada payudara yang telah sembuh dari abses dan mungkin membutuhkan upaya agar bayi dapat menyusui dengan baik serta memastikan bayi melekat pada payudara dengan benar.
- Jika payudara yang terlah mengalami abses masih memproduksi ASI, penting bagi bayi untuk menyusu dan mengosongkan ASI untuk mencegah stasis ASI lanjutan dan terjadinya infeksi/ abses kembali.
- Jika di awal pasca pembedahan bayi tidak mau menyusu pada payudara yang telah mengalami abses, mungkin perlu untuk memompa ASI sampai bayi mau menyusu secara langsung lagi.
- Jika produksi susu di payudara yang telah mengalami abses terjadi penurunan, sering menyusui adalah cara yang paling efektif untuk merangsang peningkatan produksi ASI.
- Sementara, bayi dapat terus menyusu di payudara yang tidak mengalami abses. Biasanya bayi bisa mendapatkan ASI yang cukup dengan menyusu dari satu payudara saja sampai produksi ASI dari payudara yang terkena abses pulih kembali.
Mempertahankan menyusui ketika Bunda
mengalami abses payudara adalah penting baik untuk pemulihan Bunda sendiri, dan
untuk kesehatan bayi. Berhenti menyusui selama serangan abses tidak membantu Bunda untuk pulih; Sebaliknya,
ada risiko bahwa dengan menghentikan menyusui dapat membuat kondisi menjadi
lebih buruk. Selain itu, jika seorang wanita
berhenti menyusui sebelum ia secara emosional siap, ia mungkin menderita tekanan emosional.
berhenti menyusui sebelum ia secara emosional siap, ia mungkin menderita tekanan emosional.
Risiko infeksi pada bayi
Banyak petugas kesehatan yang
khawatir tentang kemungkinan risiko infeksi pada bayi, terutama jika ASI
tampaknya berisi nanah. Mereka merekomendasikan untuk memompa ASI dan membuang
ASI tersebut. Namun sejumlah studi telah menunjukkan bahwa terus menyusui
umumnya aman. Hanya seorang ibu yang menderita HIV-positif yang perlu untuk
menghentikan menyusui sementara waktu dari payudara yang terkena abses sampai
payudara tersebut pulih.
Sumber:
2. Breast Abscess (www.nhs.uk)
Sucessful Breastfeeding. A guide For Breastfeeding Mothers (Oxford
University Hospital)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar