Agar pendidikan dan kehidupan anak kelak selalu terjamin, rencanakan
dahulu keuangan dari jauh-jauh hari, salah satunya melalui investasi.
Ketahui dahulu perkiraan dana yang dibutuhkan sebelum menentukan pilihan
investasi.
Ketika anak pertama, Laura, lahir, Amel dan Rafli
memutuskan menyisihkan penghasilan mereka untuk dana pendidikan,
mengingat biaya pendidikan terus meningkat. Amel dan Rafli
menimbang-nimbang manakah yang terbaik dan manakah yang cocok dengan
rencana pendidikan anak mereka. Begitu banyak pilihan. Antara lain
asuransi, tabungan pendidikan, tabungan deposito, reksadana, properti,
dan lain sebagainya.
Menurut financial planner, Ligwina
Poerwo-Hananto, sebelum menentukan jenis investasi pendidikan, sebaiknya
orang tua mengetahui lebih dahulu berapa perkiraan dana yang
dibutuhkan. Tak sedikit orang membeli produk tanpa memikirkan manfaat
dari tujuan tersebut. Bahkan orang tua cenderung membeli produk karena
ditempeli “pendidikan” di belakangnya.
Selain itu, menurut
Ligwina, asumsikan biaya pendidikan per jenjangnya. Jenjang pendidikan
TK hingga SMA asumsikan mengalami inflasi 20% per tahun sedangkan S1,
15%.
‘’Anak adalah tanggung jawab kita. Jadi harus betul-betul
berhitung berapa kebutuhannya di masa depan dengan memilih apakah produk
ini sesuai dengan kebutuhannya atau tidak,” paparnya. Ligwina
menyarankan sebaiknya orang tua menyiapkan dana pendidikan sejak semasa
hamil. Bahkan, pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak juga
perlu menyiapkan dana pendidikan karena usia bertambah, sementara belum
tahu kapan akan hamil. Jika hamil di usia lanjut, jangka waktu usia
produktif semakin pendek sementara anak masih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar